Monday, April 13, 2015

Dampak Konglomerasi Media

Dampak Konglomerasi Media
Saya baca kutipan dari satu berita, yang waktu itu sedang membahas mengenai fenomena konglomerasi media di Indonesia.
Anggota Komisi I DPR Yorris Yawerai mengatakan, konglomerasi media sama sekali tidak berdampak negatif bagi negara demokrasi. Justru pengelolaan media yang profesional harus didukung sistem yang kuat dan kokoh. ”Konglomerasi media itu tentu tidak masalah dalam negara demokrasi. Malah di negara- negara maju itu didorong agar media yang profesional semakin terbangun melalui pengelolaan dan manajemen yang kuat,”ungkapnya.  http://kanal1.bersama.web.id/artikel/read/2012/04/09/452/607764/konglomerasi-media-fenomena-global
Apa iya ya ? Konglomerasi tidak memiliki dampak negatif sama sekali. Padahal dampak nya sangat luar biasa dalam negara Demokrasi. Jika tidak diatur dengans seksama, dan di biarkan begitu saja Konglomerasi media justru akan melukai  nilai demokrasi. Dengan Konglomerasi media memang ada dampak positif bagi perusahaan tersebut : mereka bisa saling sharing production dan memanfaatkan fasilitas antar sister company dan terkadang kita bisa lihat sering terjadi siaran bareng di TV tersebut.Tapi bagaimana dengan dampat Negatifnya ?
Dampak negatif, opini berita bisa dikuasai oleh beberapa konglomerasi media tersebut, terlebih jika owner media tersebut memiliki kepentingan tertentu, seperti politik, dsb. Dampak paling nyata adalah penyeragaman informasi yang disampaikan kepada publik yang bisa mengarah kepada penyeragaman opini atas suatu fenomena yang disajikan media. Tepatnya, dengan konglemerasi media menyebabkan kita seperti tidak punya pilihan lain dalam melihat dan memahami dunia. Semua masalah dunia dilihat dari cara bagaimana pemilik media melihatnya, kemudian mereka mencoba membingkainya sedemikian rupa seolah hanya itulah pandangan yang dianggap benar (hegemonik) dan yang lain tentu saja salah.
Bagaimana jika pemilik media itu masuk dalam politik ? tentu saja akan menimbukan bencana yang dasyat. Bayangkan bilamana dengan kekuatan agenda setingnya media dapat dengan mudah membuat suatu opini untuk menjatuhkan satu lawan politik dari ownernya. Kiranya bencana tersebut muncul saat ini dalam pilpres 2014.
Saat ini kita jika kita melihat berita tentang pemeritaan Pipres, bisa saja kita tidak benar-benar melihat kebenaran. Bisa saja berita yang dimunculkan sudah terpapar dengan agenda-agenda tersembunyi untuk mendukung atau menjatuhkan satu calon tertentu. Kita berfikri seperti itu manakala banyak bos media seperti dengan Chaerul Tanjung, Abu Rizal bakrie, Eddy Sariatmadja, Surya Paloh Dahlan Iskan dan Hary Hanoesoedibyo masih bermain di dunia Politik.

No comments:

Post a Comment