Dampak Konglomerasi
Media
Saya
baca kutipan dari satu berita, yang waktu itu sedang membahas mengenai fenomena
konglomerasi media di Indonesia.
Anggota Komisi I DPR Yorris Yawerai
mengatakan, konglomerasi media sama sekali tidak berdampak negatif bagi negara
demokrasi. Justru pengelolaan media yang profesional harus didukung sistem yang
kuat dan kokoh. ”Konglomerasi media itu tentu tidak masalah dalam negara
demokrasi. Malah di negara- negara maju itu didorong agar media yang
profesional semakin terbangun melalui pengelolaan dan manajemen yang
kuat,”ungkapnya. http://kanal1.bersama.web.id/artikel/read/2012/04/09/452/607764/konglomerasi-media-fenomena-global
Apa
iya ya ? Konglomerasi tidak memiliki dampak negatif sama sekali. Padahal dampak
nya sangat luar biasa dalam negara Demokrasi. Jika tidak diatur dengans seksama,
dan di biarkan begitu saja Konglomerasi media justru akan melukai nilai demokrasi. Dengan Konglomerasi media
memang ada dampak positif bagi perusahaan tersebut : mereka bisa saling sharing
production dan memanfaatkan fasilitas antar sister company dan terkadang kita
bisa lihat sering terjadi siaran bareng di TV tersebut.Tapi bagaimana dengan
dampat Negatifnya ?
Dampak
negatif, opini berita bisa dikuasai oleh beberapa konglomerasi media tersebut,
terlebih jika owner media tersebut memiliki kepentingan tertentu, seperti
politik, dsb. Dampak paling nyata adalah penyeragaman informasi yang
disampaikan kepada publik yang bisa mengarah kepada penyeragaman opini atas
suatu fenomena yang disajikan media. Tepatnya, dengan konglemerasi media
menyebabkan kita seperti tidak punya pilihan lain dalam melihat dan memahami
dunia. Semua masalah dunia dilihat dari cara bagaimana pemilik media
melihatnya, kemudian mereka mencoba membingkainya sedemikian rupa seolah hanya
itulah pandangan yang dianggap benar (hegemonik) dan yang lain tentu saja
salah.
Bagaimana
jika pemilik media itu masuk dalam politik ? tentu saja akan menimbukan bencana
yang dasyat. Bayangkan bilamana dengan kekuatan agenda setingnya media dapat
dengan mudah membuat suatu opini untuk menjatuhkan satu lawan politik dari
ownernya. Kiranya bencana tersebut muncul saat ini dalam pilpres 2014.
Saat ini kita jika kita melihat berita
tentang pemeritaan Pipres, bisa saja kita tidak benar-benar melihat kebenaran.
Bisa saja berita yang dimunculkan sudah terpapar dengan agenda-agenda
tersembunyi untuk mendukung atau menjatuhkan satu calon tertentu. Kita berfikri
seperti itu manakala banyak bos media seperti dengan Chaerul Tanjung, Abu Rizal
bakrie, Eddy Sariatmadja, Surya Paloh Dahlan Iskan dan Hary Hanoesoedibyo masih
bermain di dunia Politik.
No comments:
Post a Comment