Dukungan Media Kepada Partai Politik Pada Tahun Politik
Konglomerasi media
akan
sangat berbahaya, jika telah berbaur dengan dunia politik. Di indonesia
saat
ini bahaya itu sedang mengancam, dengan saling dukung dan saling pukul
antara
pemilik media, karena menjadi aktor di belakang layar tahun politik
2018-2019. Masyarakat harus tahu bagaimana media tidak selalu
menginformasikan
berita yang berimbang. Aneka kepentingan di dalamnya kadang membuat
berita yang
seharusnya berisi fakta menjadi berita yang hanya opini belaka.
Masyarakat
harus jeli dan jangan sampai tertipu. Masih adanya proses agenda
setting dan framing yang dilakukan oleh media yang disesuaikan dengan kepentingan
pemilknya. Kebenaran yang tidak didapatkan masyarakat tersebut dapat
menyebabkan masyarakat terhegemoni dengan menerima kebenaran versi media massa.
Kita analisa secara
sederhana,
- Kedekatan Chaerul Tanjung dengan megawati mengindikasikan gerbong yang dibekangnya Trans7, Trans TV dan detik.com berada pada payung bisnis yang sama yakni Trans Corp Mendukung PDIP
- Pernyataan Hary Tanoesoedibyo yang dukung Prabowo, memastikan Global TV, RCTI, TPI bergabung dalam Group MNC, Sindo TV, MNC TV, Koran Sindo, Trust, MNC Radio pasti dukung Perindo
- Abu Rizal bakrie juga dukung prabowo, TV One dan ANTV bernaung di bawah bendera Bakrie Group pasti dukung Golongan Karya
- SCTV dan Indosiar yang sebahagian besar sahamnya dimiliki oleh Eddy Sariatmadja ini dukung siapa ya ? abu-abu
- Metro TV dan media Indonesia dengan bergabungnya Surya Paloh (nasdem ke PDIP) Jelas akan dukung jelas NAsdem dan PDIP
- Kemudian ada Kelompok Jawa Pos, pemiliki koran Jawa Pos dan Rakyat Merdeka. Jaringannya di daerah-daerah juga cukup kuat, dengan merek Radar. Kelompok media ini didirikan dan dimiliki oleh PT Grafiti Pers, yang juga pendiri Tempo, setelah diambil-alih dari pemilik sebelumnya.Kelompok Jawa Pos yang dikelola dan dibesarkan oleh Dahlan Iskan, kini belum tahu menentukan ke pada siapa
Tentu saja kita harus selalu berhati-hati, karena
media juga punya kepentingan, tidak selalu netral seperti yang kita
bayangkan. Pesannya selalu gunakan
logika dan hati nurani, jangan tergesa-gesa menyimpulkan pemberitaan suatu
media, tenang dan cari referensi lain. Bisa saja benar atau malah menyesatkan.
Baca Juga Link Terkait Konglomerasi Di Bawah Ini :
Aturan Konglomerasi Media Di Indonesia
Intervensi Pemilik Media "Konglomerasi Media"
Bahaya Konglomerasi Media
Dampak Konglomerasi Media
Regulasi atau Aturan Konglomerasi Media Di Indonesia
Degradasi Moral dan Televisi
Bahaya Televisi
Pengusaha yang mempunyai banyak media
No comments:
Post a Comment